Senin, 15 Oktober 2012

Tugas Akustik Kelautan

         Dengan menggunakan software ODV, kecepatan suara dapat diperoleh dengan adanya data kedalaman, suhu, dan salinitas. Dalam hal ini, kecepatan suara yang dicari yaitu di salah satu stasiun pengukuran di wilayah Samudera Atlantik. Setelah didapatkan data kecepatan suara pada satu stasiun di Samudera Atlantik, dengan bantuan Ms.Excel, maka dibuatlah 12 grafik yang dibagi dalam 4 musim, yaitu musim barat (Desember, Januari, Februari), musim peralihan 1 (Maret, April, Mei), musim timur (Juni, Juli, Agustus), dan musim peralihan 2 (September, Oktober, November). Berikut masing-masing grafik kecepatan suara terhadap kedalaman, suhu, dan salinitas :

a. Musim Barat

 
      Kecepatan suara berdasarkan kedalaman terbagi menjadi 3 zona, yaitu pada zona mix layer dimana kecepatan suara cenderung meningkat, zona termoklin dimana kecepatan suara semakin menurun, dan zona deep layer dimana kecepatan suara meningkat kembali. Pembagian zona ini tergantung pula pada lokasi perairannya.
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa dari permukaan laut sampai kedalaman sekitar 297 meter kecepatan suara cenderung meningkat, kemungkinan pada kedalaman ini masih merupakan zona mix layer dimana suhu masih relatif tinggi dan konstan, serta tekanan terus bertambah. Mulai dari kedalaman 297-990 meter, kecepatan suara menurun. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada kedalaman ini di salah satu stasiun pengukuran wilayah Samudera Atlantik ini, sudah merupakan zona termoklin dimana suhu menurun secara drastis sehingga kecepatan suara pun ikut menurun. Pada kedalaman 990 meter dan kemungkinan sampai dasar laut, kecepatan suara meningkat kembali. Hal ini dikarenakan densitas dan tekanan yang semakin tinggi seiring dengan dalamnya perairan, meskipun suhu semakin menurun, namun faktor yang mendominasi kecepatan suara pada zona deep layer ini yaitu densitas dan tekanan. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara dipengaruhi oleh kedalaman perairan.


Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa semakin menurunnya suhu maka kecepatan suara pun cenderung ikut menurun. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara sangat dipengaruhi oleh suhu. Namun pada suhu sekitar 5oC kecepatan suara meningkat kembali. Hal ini kemungkinan disebabkan pada suhu sekitar 5oC sudah mulai memasuki zona deep layer dimana kecepatan suara meningkat kembali.
Kecepatan suara dipengaruhi juga oleh faktor lain, yaitu musim dan lokasi. Pada musim barat, suhu di belahan bumi utara bernilai rendah. Suhu di permukaan Samudera Atlantik cenderung rendah sehingga pada zona mix layer pun suhunya rendah sehingga pada permukaan perairan, kecepatan suara mencapai nilai sekitar 1521 m/s namun seiring dengan semakin dalam perairan maka semakin menurun suhunya yang menyebabkan kecepatan suara semakin menurun pula.


Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa semakin menurunnya salinitas maka kecepatan suara pun cenderung ikut menurun. Pada salinitas sekitar 36,5 psu sampai 36 psu, kecepatan suara masih relatif konstan, sedangkan pada salinitas 36-35 psu, kecepatan suara menurun drastis dan pada salinitas sekitar 35-34 psu, kecepatan suara berfluktuasi namun ttidak terlalu jauh perubahannya. Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan suara, namun pada perairan di Samudera Atlantik ini, pengaruh perubahan salinitas kemungkinan tidak terlalu berdampak pada perubahan kecepatan suara, karena rata-rata salinitas di perairan Samudera Atlantik sekitar 35 psu dan tidak terjadi perubahan secara signifikan baik dari permukaan perairan sampai ke perairan dalamnya. Meskipun salinitas tetap mempengaruhi kecepatan suara namun perubahannya tidak cukup terlihat jelas seperti pada pengaruh perubahan suhu.

b. Musim Peralihan 1

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa dari permukaan laut sampai kedalaman sekitar 466 meter kecepatan suara cenderung meningkat, kemungkinan pada kedalaman ini di stasiun pengukurannya masih merupakan zona mix layer dimana suhu masih relatif tinggi dan konstan, serta tekanan terus bertambah. Mulai dari kedalaman 466-1600 meter, kecepatan suara menurun. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada kedalaman ini di salah satu stasiun pengukuran wilayah Samudera Atlantik ini, sudah merupakan zona termoklin dimana suhu menurun secara drastis sehingga kecepatan suara pun ikut menurun. Pada kedalaman 1600 meter dan kemungkinan sampai dasar laut, kecepatan suara meningkat kembali. Hal ini dikarenakan densitas dan tekanan yang semakin tinggi seiring dengan dalamnya perairan, meskipun suhu semakin menurun, namun faktor yang mendominasi kecepatan suara pada zona deep layer ini yaitu densitas dan tekanan. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara dipengaruhi oleh kedalaman perairan.


Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi kecepatan suara terhadap perubahan suhu. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu sekitar 16oC - 4oC, kecepatan suara cenderung menurun, namun pada suhu sekitar 4oC kecepatan suara semakin meningkat kembali. Hal ini kemungkinan disebabkan pada suhu sekitar 4oC sudah mulai memasuki zona deep layer dimana kecepatan suara meningkat kembali.
Kecepatan suara dipengaruhi juga oleh faktor lain, yaitu musim dan lokasi. Pada musim peralihan 1, suhu di belahan bumi utara bernilai rendah. Suhu di permukaan Samudera Atlantik bernilai rendah dan merupakan suhu paling rendah diantara musim lainnya sehingga pada zona mix layer pun suhunya rendah sehingga pada permukaan perairan, kecepatan suara hanya mencapai nilai sekitar 1513 m/s namun seiring dengan dan semakin dalam perairan maka semakin menurun suhunya yang menyebabkan kecepatan suara semakin menurun pula.


Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa terjadinya fluktuasi nilai kecepatan suara terhadap perubahan salinitas. Pada salinitas sekitar 36-35 psu, kecepatan suara cenderung menurun sedangkan pada salinitas sekitar 35-34 psu, kecepatan suara cenderung meningkat. Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan suara, namun pada perairan di Samudera Atlantik ini, pengaruh perubahan salinitas kemungkinan tidak terlalu berdampak pada perubahan kecepatan suara, karena rata-rata salinitas di perairan Samudera Atlantik sekitar 35 psu dan tidak terjadi perubahan secara signifikan baik dari permukaan perairan sampai ke perairan dalamnya. Meskipun salinitas tetap mempengaruhi kecepatan suara namun perubahannya tidak cukup terlihat jelas seperti pada pengaruh perubahan suhu.

c. Musim Timur

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa dari permukaan laut sampai kedalaman sekitar 48 meter kecepatan suara cenderung meningkat, kemungkinan pada kedalaman ini di stasiun pengukurannya masih merupakan zona mix layer dimana suhu masih relatif tinggi dan konstan, serta tekanan terus bertambah. Mulai dari kedalaman 48-1179 meter, kecepatan suara menurun. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada kedalaman ini di salah satu stasiun pengukuran wilayah Samudera Atlantik ini, sudah merupakan zona termoklin dimana suhu menurun secara drastis sehingga kecepatan suara pun ikut menurun. Pada kedalaman 1179 meter dan kemungkinan sampai dasar laut, kecepatan suara meningkat kembali. Hal ini dikarenakan densitas dan tekanan yang semakin tinggi seiring dengan dalamnya perairan, meskipun suhu semakin menurun, namun faktor yang mendominasi kecepatan suara pada zona deep layer ini yaitu densitas dan tekanan. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara dipengaruhi oleh kedalaman perairan.


Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa semakin menurunnya suhu maka kecepatan suara cenderung menurun pula. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara sangat dipengaruhi oleh suhu. Namun pada suhu sekitar 5oC kecepatan suara meningkat kembali. Hal ini kemungkinan disebabkan pada suhu sekitar 5oC sudah mulai memasuki zona deep layer dimana kecepatan suara meningkat kembali.
Kecepatan suara dipengaruhi juga oleh faktor lain, yaitu musim dan lokasi. Pada musim timur, suhu di permukaan Samudera Atlantik cukup tinggi sehingga pada permukaan perairan, kecepatan suara mencapai nilai sekitar 1526 m/s namun seiring dengan semakin dalamnya perairan maka semakin menurun suhunya yang menyebabkan kecepatan suara semakin menurun pula.


Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa terjadinya fluktuasi nilai kecepatan suara terhadap perubahan salinitas. Pada salinitas sekitar 36,4-35 psu, kecepatan suara cenderung menurun sedangkan pada salinitas sekitar 35-34 psu, kecepatan suara cenderung meningkat. Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan suara, namun pada perairan di Samudera Atlantik ini, pengaruh perubahan salinitas tidak terlalu berdampak pada perubahan kecepatan suara, karena rata-rata salinitas di perairan Samudera Atlantik sekitar 35 psu dan tidak terjadi perubahan secara signifikan baik dari permukaan perairan sampai ke perairan dalamnya. Meskipun salinitas tetap mempengaruhi kecepatan suara namun perubahannya tidak cukup terlihat jelas seperti pada pengaruh perubahan suhu.

d. Musim Peralihan 2

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa dari permukaan laut sampai kedalaman sekitar 1461 meter kecepatan suara cenderung menurun. Hal ini kemungkinan berhubungan dengan faktor lain yaitu musim peralihan 2, dimana suhu cukup ekstrim mengalami penurunan dari permukaan ke perairan yang lebih dalam sehingga menyebabkakn kecepatan suara pun ikut menurun. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara tidak hanya dipengaruhi oleh kedalaman perairan.


Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa semakin menurunnya suhu maka kecepatan suara cenderung menurun pula. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara sangat dipengaruhi oleh suhu. Kecepatan suara dipengaruhi juga oleh faktor lain, yaitu musim dan lokasi. Pada musim peralihan 2, suhu di belahan bumi utara menghangat akibat tidak teraturnya sirkulasi angin. Suhu di permukaan Samudera Atlantik dapat dikatakan cukup tinggi dan merupakan suhu paling tinggi diantara musim lain sehingga pada permukaan perairan, kecepatan suara mencapai nilai sekitar 1527 m/s namun seiring dengan semakin dalamnya perairan, suhu kembali menurun drastis sehingga menyebabkan kecepatan suara semakin menurun pula.


Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa semakin menurunnya salinitas maka kecepatan suara cenderung meningkat. Hal ini sangat berbeda dengan musim lainnya, kemungkinan dikarenakan suhu perairan cukup tinggi sehingga salinitas pun menjadi tinggi akibat penguapan. Hal tersebut mempengaruhi kecepatan suara. Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan suara, namun pada perairan di Samudera Atlantik ini, pengaruh perubahan salinitas tidak terlalu berdampak pada perubahan kecepatan suara, karena rata-rata salinitas di perairan Samudera Atlantik sekitar 35 psu dan tidak terjadi perubahan secara signifikan baik dari permukaan perairan sampai ke perairan dalamnya. Meskipun salinitas tetap mempengaruhi kecepatan suara namun perubahannya tidak cukup terlihat jelas seperti pada pengaruh perubahan suhu.

     Pada semua musim, baik dari faktor pengaruh kedalaman, suhu, ataupun salinitas, nilai kecepatan suara berada dalam kisaran nilai 1500 m/s. Faktor yang paling berperan dalam kecepatan suara yaitu adanya lapisan termoklin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar