Kecepatan suara dalam air laut
merupakan variabel oseanografik yang menentukan pola pemancaran suara di dalam
medium. Kecepatan suara bervariasi terhadap kedalaman, musim, posisi geografis
dan waktu pada lokasi tertentu. Di
perairan dangkal dekat pantai, profil kecepatan suara cenderung tidak teratur
dan sulit diprediksi. Faktor fisik air
laut yang paling menentukan dalam mempengaruhi kecepatan suara di dalam air
laut adalah suhu, salinitas, dan tekanan.
Di dalam air laut, kecepatan gelombang
suara mendekati 1.500 m/detik (umumnya berkisar 1.450 m/detik sampai dengan 1.550
m/detik, tergantung suhu, salinitas, dan tekanan). Secara sederhana pola
perambatan gelombang suara di dalam laut yang dibagi secara vertikal adalah sebagai
berikut:
a.Lapisan
tercampur, dimana kecepatan suara relatif konstan, biasanya ditemukan sampai
kedalaman beberapa meter dari permukaan.
b. Surface channel, kecepatan suara meningkat
jika dibandingkan pada saat berada di lapisan tercampur.
c.Termoklin,
pada lapisan ini kecepatan suara akan menurun dengan bertambahnya kedalaman,
karena biasanya suhu menurun secara drastis dalam kedalaman yang relatif
dangkal pada lapisan ini. Termoklin dapat muncul secara musiman (jika dekat dengan
permukaan) atau permanen.
d. Deep channel, kecepatan suara pada lapisan
ini mendekati minimum. Rata-rata kedalaman lapisan ini mulai dari beberapa
ratus meter sampai 2000 m.
e. Lapisan
isothermal, pada lapisan ini suhu relatif konstan, kecepatan suara bertambah
secara linear seiring bertambahnya kedalaman
karena pengaruh tekanan hidrostatis.
Namun pada umumnya kedalaman perairan berdasarkan kecepatan suara dibagi dalam 3 zona, yaitu :
a. Zona
1 (mix layer) : Kecepatan suara cenderung meningkat akibat faktor perubahan
tekanan mendominasi faktor perubahan suhu
b. Zona
2 (termoklin) : Kecepatan suara menurun dan menjadi zona minimum kecepatan
suara akibat terjadinya perubahan suhu yang sangat drastis dan mendominasi
faktor perubahan tekanan.
c. Zona
3 (deep layer) : Kecepatan suara meningkat kembali akibat faktor perubahan
tekanan mendominasi kembali faktor perubahan suhu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan suara di kolom perairan :
1. Suhu
Suhu merupakan salah satu karakter fisik dari air laut
yang penting. Di wilayah lintang sedang
dan rendah (dekat dengan wilayah tropis), suhu merupakan faktor penting yang
mempengaruhi densitas dan kecepatan suara di dalam air. Suhu di daerah tropis pada wilayah permukaan
laut berkisar 26-29oC yang dipengaruhi oleh musim.
Pada kondisi perairan laut yang mempunyai suhu
berbeda-beda menimbulkan variasi
kecepatan suara yang menyebabkan refraksi atau pembelokan perambatan gelombang
suara. Perubahan suhu yang sangat cepat pada
lapisan termoklin menyebabkan pembelokan gelombang suara yang tajam dan pada
lapisan ini bertindak sebagai bidang pantul.
2. Salinitas
Salinitas adalah jumlah zat-zat terlarut dalam 1 kg
air laut, dimana semua karbonat telah diubah menjadi oksida, bromide dan iodide
diganti oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi sempurna. Pada umumnya perairan laut lepas memiliki
kadar salinitas 35 psu, yang berarti dalam 1 kg air laut mengandung
elemen-elemen kimia terlarut seberat 35 gram.
Dimana komposisi air laut tersebut terdiri atas 3,5% elemen-elemen kimia
terlarut dan 96,5% kandungan airnya.
Salinitas dapat mempengaruhi kecepatan suara di dalam
air, teutama di wilayah lintang tinggi (dekat kutub) dimana suhu mendekati
titik beku, salinitas merupakan salah satu paling faktor penting yang
mempengaruhi kecepatan gelombang suara di dalam air. Distribusi
vertikal salinitas pada wilayah tropis, ekuator, dan sub tropis
mengalami nilai yang paling kecil pada kedalaman 600-1000 m (34-35 pratical salinity unit/psu). Di wilayah tropis nilai salinitas pada
permukaan berkisar 36-37 psu. Salinitas maksimun pada wilayah perairan
tropis terjadi pada kedalaman 100-200 m dekat dengan lapisan termoklin dimana
kadar salinitas dapat mencapai lebih dari 37 psu. Di daerah laut dalam, kadar salinitas
relatif seragam dengan nilai 34,6-34,9 psu.
Salinitas di samudera seperti Atlantik, Pasifik, dan Hindia rata-rata 35
psu, di wilayah laut yang tertutup, nilai salitas rata-rata tidak jauh dari
kisaran 35 psu tergantung dari penguapan yang terjadi.
3. Lapisan
Termoklin
Lapisan termoklin merupakan lapisan yang berada dalam
kolom perairan di laut yang dimana pada lapisan ini mengalami perubahan suhu
yang drastis dengan lapisan yang berada
dan di bawah lapisan termoklin. Di laut, termoklin seperti lapisan yang
membagi antara lapisan pencampuran (mixing
layer) dan lapisan dalam (deep layer). Tergantung musim, garis lintang dan
pengadukan oleh angin, lapisan ini bersifat semi permanen. Faktor yang menentukan ketebalan lapisan ini
di dalam suatu perairan seperti variasi cuaca musiman, lintang, kondisi
lingkungan suatu tempat (pasang surut dan arus).
Penurunan suhu berbanding lurus dengan penambahan
kedalaman dan salinitas. Pada daerah
dimana terjadi penurunan suhu secara cepat inilah dinamakan lapisan
termoklin. Di laut terbuka, lapisan ini
berkarakter sebagai gradient kecepatan suara negative dimana dapat memantulkan
gelombang suara. Secara teknik lapisan
ini membendung dari impendansi akustik yang terputus-putus (diskontinu) yang
tercipta dari perubahan densitas secara mendadak. Karateristik yang unik inilah yang membuat
pentingnya lapisan termoklin untuk diketahui, terutama dibidang pertahanan dan
keamanan (kapal selam). Lapisan termoklin mempunyai karateristik mampu
memantulkan dan membelokan gelombang suara yang datang.
4. Kedalaman
Perairan
Kedalaman mempengaruhi cepat rambat suara di dalam air
laut. Bertambahnya kedalaman, maka kecepatan suara akan bertambah karena adanya
tekanan hidrostatis yang semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Rata-rata
terjadi peningkatan kecepatan suara sebesar 0, 017 m/detik setiap kedalaman
bertambah 1 meter.
Permukaan laut merupakan pemantul dan penghambur suara yang
mempunyai efek yang sangat besar dalam perambatan suara ketika sumber atau
penerima berada di perairan dangkal.
Jika permukaan halus sempurna, maka ia akan menjadi pemantul suara yang
nyaris sempurna. Sebaliknya jika
permukaan laut kasar kehilangan akibat pantulan mendekati nol.
Kecepatan suara diperoleh dengan
menggunakan rumus :
C = 1449,2 + 4,6T -
0,055T2 + 0,00029T3 + (1,34 - 0,010T)(S-35) - 0,016Z
dengan : C = Kecepatan suara (m/s)
T = Suhu (oC)
S = Salinitas (psu)
Z = Kedalaman (m)
dengan begitu, dapat dikatakan bahwa kecepatan suara di laut
dipengaruhi oleh suhu, salinitas, dan kedalaman laut.
Sumber :
- Iskandarsyah, Mochamad. 2011. Pemetaan Shadow Zone Akustik dengan Metode Parabolic Equatio di Wilayah Perairan Selat Lombok. Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK-IPB : Bogor.
- Kuliah Akustik Kelautan (pertemuan 3)
- Kuliah Akustik Kelautan (pertemuan 3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar