Dengan menggunakan software ODV, kecepatan suara dapat
diperoleh dengan adanya data kedalaman, suhu, dan salinitas. Dalam hal ini,
kecepatan suara yang dicari yaitu di salah satu stasiun pengukuran di wilayah
Samudera Atlantik. Setelah didapatkan data kecepatan suara pada satu stasiun di
Samudera Atlantik, dengan bantuan Ms.Excel, maka dibuatlah 12 grafik yang
dibagi dalam 4 musim, yaitu musim barat (Desember, Januari, Februari), musim
peralihan 1 (Maret, April, Mei), musim timur (Juni, Juli, Agustus), dan musim
peralihan 2 (September, Oktober, November). Berikut masing-masing grafik
kecepatan suara terhadap kedalaman, suhu, dan salinitas :
a. Musim Barat
Kecepatan
suara berdasarkan kedalaman terbagi menjadi 3 zona, yaitu pada zona mix layer
dimana kecepatan suara cenderung meningkat, zona termoklin dimana kecepatan
suara semakin menurun, dan zona deep layer dimana kecepatan suara meningkat
kembali. Pembagian zona ini tergantung pula pada lokasi perairannya.
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa dari permukaan laut sampai kedalaman sekitar 297 meter kecepatan
suara cenderung meningkat, kemungkinan pada kedalaman ini masih merupakan zona
mix layer dimana suhu masih relatif tinggi dan konstan, serta tekanan terus
bertambah. Mulai dari kedalaman 297-990 meter, kecepatan suara menurun. Hal ini
kemungkinan dikarenakan pada kedalaman ini di salah satu stasiun pengukuran
wilayah Samudera Atlantik ini, sudah merupakan zona termoklin dimana suhu
menurun secara drastis sehingga kecepatan suara pun ikut menurun. Pada
kedalaman 990 meter dan kemungkinan sampai dasar laut, kecepatan suara meningkat
kembali. Hal ini dikarenakan densitas dan tekanan yang semakin tinggi seiring
dengan dalamnya perairan, meskipun suhu semakin menurun, namun faktor yang
mendominasi kecepatan suara pada zona deep layer ini yaitu densitas dan
tekanan. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara dipengaruhi oleh kedalaman
perairan.
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa semakin menurunnya suhu maka kecepatan suara pun cenderung ikut
menurun. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara sangat dipengaruhi oleh
suhu. Namun pada suhu sekitar 5oC kecepatan suara meningkat kembali.
Hal ini kemungkinan disebabkan pada suhu sekitar 5oC sudah mulai
memasuki zona deep layer dimana kecepatan suara meningkat kembali.
Kecepatan suara dipengaruhi juga
oleh faktor lain, yaitu musim dan lokasi. Pada musim barat, suhu di belahan
bumi utara bernilai rendah. Suhu di permukaan Samudera Atlantik cenderung
rendah sehingga pada zona mix layer pun suhunya rendah sehingga pada permukaan
perairan, kecepatan suara mencapai nilai sekitar 1521 m/s namun seiring dengan semakin
dalam perairan maka semakin menurun suhunya yang menyebabkan kecepatan suara
semakin menurun pula.
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa semakin menurunnya salinitas maka kecepatan suara pun cenderung
ikut menurun. Pada salinitas sekitar 36,5 psu sampai 36 psu, kecepatan suara
masih relatif konstan, sedangkan pada salinitas 36-35 psu, kecepatan suara
menurun drastis dan pada salinitas sekitar 35-34 psu, kecepatan suara
berfluktuasi namun ttidak terlalu jauh perubahannya. Salinitas merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kecepatan suara, namun pada perairan di Samudera
Atlantik ini, pengaruh perubahan salinitas kemungkinan tidak terlalu berdampak
pada perubahan kecepatan suara, karena rata-rata salinitas di perairan Samudera
Atlantik sekitar 35 psu dan tidak terjadi perubahan secara signifikan baik dari
permukaan perairan sampai ke perairan dalamnya. Meskipun salinitas tetap
mempengaruhi kecepatan suara namun perubahannya tidak cukup terlihat jelas
seperti pada pengaruh perubahan suhu.
b. Musim Peralihan 1
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa dari permukaan laut sampai kedalaman sekitar 466 meter kecepatan
suara cenderung meningkat, kemungkinan pada kedalaman ini di stasiun
pengukurannya masih merupakan zona mix layer dimana suhu masih relatif tinggi
dan konstan, serta tekanan terus bertambah. Mulai dari kedalaman 466-1600
meter, kecepatan suara menurun. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada kedalaman
ini di salah satu stasiun pengukuran wilayah Samudera Atlantik ini, sudah
merupakan zona termoklin dimana suhu menurun secara drastis sehingga kecepatan
suara pun ikut menurun. Pada kedalaman 1600 meter dan kemungkinan sampai dasar
laut, kecepatan suara meningkat kembali. Hal ini dikarenakan densitas dan
tekanan yang semakin tinggi seiring dengan dalamnya perairan, meskipun suhu
semakin menurun, namun faktor yang mendominasi kecepatan suara pada zona deep
layer ini yaitu densitas dan tekanan. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara
dipengaruhi oleh kedalaman perairan.
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa terjadi fluktuasi kecepatan suara terhadap perubahan suhu. Hal
ini menunjukkan bahwa kecepatan suara sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu
sekitar 16oC - 4oC, kecepatan suara cenderung menurun, namun
pada suhu sekitar 4oC kecepatan suara semakin meningkat kembali. Hal
ini kemungkinan disebabkan pada suhu sekitar 4oC sudah mulai
memasuki zona deep layer dimana kecepatan suara meningkat kembali.
Kecepatan suara dipengaruhi juga
oleh faktor lain, yaitu musim dan lokasi. Pada musim peralihan 1, suhu di belahan
bumi utara bernilai rendah. Suhu di permukaan Samudera Atlantik bernilai rendah
dan merupakan suhu paling rendah diantara musim lainnya sehingga pada zona mix
layer pun suhunya rendah sehingga pada permukaan perairan, kecepatan suara
hanya mencapai nilai sekitar 1513 m/s namun seiring dengan dan semakin dalam
perairan maka semakin menurun suhunya yang menyebabkan kecepatan suara semakin
menurun pula.
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa terjadinya fluktuasi nilai kecepatan suara terhadap perubahan
salinitas. Pada salinitas sekitar 36-35 psu, kecepatan suara cenderung menurun
sedangkan pada salinitas sekitar 35-34 psu, kecepatan suara cenderung
meningkat. Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan
suara, namun pada perairan di Samudera Atlantik ini, pengaruh perubahan
salinitas kemungkinan tidak terlalu berdampak pada perubahan kecepatan suara,
karena rata-rata salinitas di perairan Samudera Atlantik sekitar 35 psu dan
tidak terjadi perubahan secara signifikan baik dari permukaan perairan sampai
ke perairan dalamnya. Meskipun salinitas tetap mempengaruhi kecepatan suara
namun perubahannya tidak cukup terlihat jelas seperti pada pengaruh perubahan
suhu.
c. Musim Timur
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa dari permukaan laut sampai kedalaman sekitar 48 meter kecepatan
suara cenderung meningkat, kemungkinan pada kedalaman ini di stasiun
pengukurannya masih merupakan zona mix layer dimana suhu masih relatif tinggi
dan konstan, serta tekanan terus bertambah. Mulai dari kedalaman 48-1179 meter,
kecepatan suara menurun. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada kedalaman ini di
salah satu stasiun pengukuran wilayah Samudera Atlantik ini, sudah merupakan zona
termoklin dimana suhu menurun secara drastis sehingga kecepatan suara pun ikut
menurun. Pada kedalaman 1179 meter dan kemungkinan sampai dasar laut, kecepatan
suara meningkat kembali. Hal ini dikarenakan densitas dan tekanan yang semakin
tinggi seiring dengan dalamnya perairan, meskipun suhu semakin menurun, namun
faktor yang mendominasi kecepatan suara pada zona deep layer ini yaitu densitas
dan tekanan. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara dipengaruhi oleh
kedalaman perairan.
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa semakin menurunnya suhu maka kecepatan suara cenderung menurun
pula. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara sangat dipengaruhi oleh suhu.
Namun pada suhu sekitar 5oC kecepatan suara meningkat kembali. Hal
ini kemungkinan disebabkan pada suhu sekitar 5oC sudah mulai
memasuki zona deep layer dimana kecepatan suara meningkat kembali.
Kecepatan suara dipengaruhi juga
oleh faktor lain, yaitu musim dan lokasi. Pada musim timur, suhu di permukaan
Samudera Atlantik cukup tinggi sehingga pada permukaan perairan, kecepatan
suara mencapai nilai sekitar 1526 m/s namun seiring dengan semakin dalamnya
perairan maka semakin menurun suhunya yang menyebabkan kecepatan suara semakin
menurun pula.
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa terjadinya fluktuasi nilai kecepatan suara terhadap perubahan
salinitas. Pada salinitas sekitar 36,4-35 psu, kecepatan suara cenderung
menurun sedangkan pada salinitas sekitar 35-34 psu, kecepatan suara cenderung meningkat.
Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan suara, namun
pada perairan di Samudera Atlantik ini, pengaruh perubahan salinitas tidak
terlalu berdampak pada perubahan kecepatan suara, karena rata-rata salinitas di
perairan Samudera Atlantik sekitar 35 psu dan tidak terjadi perubahan secara
signifikan baik dari permukaan perairan sampai ke perairan dalamnya. Meskipun
salinitas tetap mempengaruhi kecepatan suara namun perubahannya tidak cukup
terlihat jelas seperti pada pengaruh perubahan suhu.
d. Musim Peralihan 2
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa dari permukaan laut sampai kedalaman sekitar 1461 meter kecepatan
suara cenderung menurun. Hal ini kemungkinan berhubungan dengan faktor lain
yaitu musim peralihan 2, dimana suhu cukup ekstrim mengalami penurunan dari
permukaan ke perairan yang lebih dalam sehingga menyebabkakn kecepatan suara
pun ikut menurun. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara tidak hanya dipengaruhi
oleh kedalaman perairan.
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa semakin menurunnya suhu maka kecepatan suara cenderung menurun
pula. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan suara sangat dipengaruhi oleh suhu.
Kecepatan suara dipengaruhi juga oleh faktor lain, yaitu musim dan lokasi. Pada
musim peralihan 2, suhu di belahan bumi utara menghangat akibat tidak
teraturnya sirkulasi angin. Suhu di permukaan Samudera Atlantik dapat dikatakan
cukup tinggi dan merupakan suhu paling tinggi diantara musim lain sehingga pada
permukaan perairan, kecepatan suara mencapai nilai sekitar 1527 m/s namun
seiring dengan semakin dalamnya perairan, suhu kembali menurun drastis sehingga
menyebabkan kecepatan suara semakin menurun pula.
Dari grafik di atas, dapat
dilihat bahwa semakin menurunnya salinitas maka kecepatan suara cenderung
meningkat. Hal ini sangat berbeda dengan musim lainnya, kemungkinan dikarenakan
suhu perairan cukup tinggi sehingga salinitas pun menjadi tinggi akibat
penguapan. Hal tersebut mempengaruhi kecepatan suara. Salinitas merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kecepatan suara, namun pada perairan di Samudera
Atlantik ini, pengaruh perubahan salinitas tidak terlalu berdampak pada
perubahan kecepatan suara, karena rata-rata salinitas di perairan Samudera
Atlantik sekitar 35 psu dan tidak terjadi perubahan secara signifikan baik dari
permukaan perairan sampai ke perairan dalamnya. Meskipun salinitas tetap
mempengaruhi kecepatan suara namun perubahannya tidak cukup terlihat jelas
seperti pada pengaruh perubahan suhu.
Pada semua
musim, baik dari faktor pengaruh kedalaman, suhu, ataupun salinitas, nilai
kecepatan suara berada dalam kisaran nilai 1500 m/s. Faktor yang paling
berperan dalam kecepatan suara yaitu adanya lapisan termoklin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar